Diluar dari wisata sejarah dan kuliner, ada wisata lokal yang bisa kamu lakukan yaitu berkunjung ke Kampoeng Cyber, sebuah kampung kecil yang berlokasi di Kecamatan Keraton, Yogyakarta. Sejak pertama berdiri di tahun 2006, Kampoeng Cyber sukses kejar mimpi menyuarakan semangatnya membangun komunitas masyarakat lokal yang melek teknologi dan
BerkatnewsTV– Bisnis yang bergelut di bidang pariwisata tidak boleh dipandang sebelah mata. Salah satu usaha di bidang pariwisata yang tanpa modal adalah tour guide/pemandu wisata. Menjadi tour guide pemula nampaknya patut untuk dijajal apalagi bagi Anda yang hobi jalan-jalan. Menjadi seorang tour guide memang susah-susah gampang.
Kitaharus meyakini bahwa di bidang pariwisata, kita perlu hi-tech, teknologi tinggi, tapi juga perlu hi-touch. Dengan sentuhan, hospitality, interaksi yang harus menjadi dominan dalam setiap pelayanan, penanganan dan pengelolaan pariwisata kita di desa,” ujarnya. Apa yang didapat peserta dari narasumber agar bisa disampaikan ke pelaku
setelahdari ancol kami langsung menuju ke Trans TV,untuk menyaksikan secara live program komedi Extravaganza. Extravaganza Extravaganza adalah sebuah acara variety show di Trans TV yang menampilkan berbagai cerita seru dalam bentuk sketsa komedi, yang diangkat dari kisah keseharian, film, bahkan legenda masa silam. Selalu ditayangkan setiap Sabtu dan
SementaraBupati Grobogan Sri Suamarni mengatakan, Kabupaten Grobogan sebagai lumbung pangan Jawa Tengah, telah memberikan andil yang cukup besar dalam menyediakan pangan, dengan komoditas unggulan diantaranya padi, jagung, kedelai, bawang merah, pisang, tebu dan tembakau. Agrowisata juga mulai tumbuh.
c0EZ. Dampak Pariwisata terhadap EkonomiDampak langsungTidak langsungInduced Komponen Kontribusi dari Kegiatan PariwisataDampak Pariwisata terhadap Sosial BudayaDampak Pariwisata Terhadap Lingkungan AlamMenipisnya sumber daya alamPolusiDampak fisik pariwisataReferensi Sebagai salah satu motor pembangunan suatu negara, pariwisata saat ini sudah semakin diandalkan dan dijadikan sebagai alternatif sumber pendapatan negara-negara di dunia tak terkecuali di Indonesia. Namun yang harus dipahami, pembagunan pariwisata tidak boleh dilakukan secara sporadis dan tidak terencana dengan baik. Oleh karena itu, semua insan dan para pemangku kepentingan pariwisata harus memahami terlebih dahulu bagaimana dampak pariwisata terhadap pembangunan suatu destinasi pariwisata atau suatu negara. Definisi dari dampak pariwisata adalah pengaruh kegiatan pariwisata yang dilakukan oleh para pelakuknya wisatawan, bisnis, pemerintah, msyarakat yang dapat memberikan akibat terhadap kelangsungan ekonomi, sosial dan lingkungan alam. Oleh karena itu, dalam buku saya yang berjudul Pemasaran Destinasi Pariwisata Berkelanjutan di Era Digital, pada dasarnya dampak dari kegiatan pariwisata dapat dibedakan menjadi tiga kelompok besar yaitu dampak terhadap ekonomi, sosial budaya dan lingkungan alam. Berikut adalah penjelasan mengani tiga dampak pariwisata terhadap destinasi pariwisata. Menurut World Travel & Tourism Council 2012, kegiatan pariwisata memiliki dampak langsung, tidak langsung dan induced terhadap ekonomi lokal, tetapi bentuk dampaknya dapat berbeda-beda diberbagai destinasi atau negara-negara. Dampak langsung Dampak ini dapat dilihat dari Pendapatan Domestik Bruto PDB yang dihasilkan dari kegiatan yang secara langsung terkait dengan kegiatan pariwisata seperti hotel, agen perjalanan, maskapai penerbangan dan tur operator atau restoran dan kegiatan lainnya yang diperuntukkan untuk memfasilitasi pengunjung dalam melakukan kegiatan wisata. Steck 2010 mengungkapkan enam saluran yang dapat menciptakan dampak ekonomi dari kegiatan pariwisata Lapangan pekerjaan kegiatan pariwisata menghasilkan lapangan pekerjaan melalui berbagai jalan seperti pegawai hotel, agen perjalanan, koki, dll. Penyediaan Barang & Jasa perusahaan lokal atau nasional dapat menyediakan barang dan jasa untuk bisnis pariwisata, seperti makan/minum atau furnitur, namun barang-barang ini juga dapat diimpor jika ketentuan lokal tidak memenuhi permintaan baik dalam hal biaya, kualitas atau kuantitas. Penjualan Langsung Barang & Jasa pengecer ritel di destinasi wisata dapat menjual produk wisata dan layanan mereka langsung ke wisatawan seperti suvenir atau makanan, langsung dapat mengambil keuntungan secara moneter dari kegiatan wisata tersebut. Pendirian Bisnis Pariwisata tingkat kegiatan pariwisata yang tinggi atau meningkat dapat mengarah pada pembentukan bisnis pariwisata baru, menciptakan peluang kerja baru, dll. Sumber Pajak & Pungutan bisnis pariwisata berkontribusi terhadap pendapatan nasional melalui pajak, sementara pengunjung dapat dikenakan pajak secara langsung, seperti melalui visa atau pajak penambahan nilai PPN, dll. Investasi dalam Infrastruktur karena sektor pariwisata dapat meningkatkan kebutuhan pada infrastruktur yang pada gilirannya mendorong investasi dalam infrastruktur baik oleh pelaku swasta maupun oleh sektor publik. Tidak langsung Dampak yang timbul karena kegiatan yang dilakukan oleh industri di sektor pariwisata. Menurut Lemma 2014 dampak ini terbagi ke dalam tiga hal Modal Investasi Pariwisata Termasuk investasi modal dalam semua sektor yang terlibat langsung dalam industri pariwisata serta pengeluaran oleh bisnis di sektor lain pada aset pariwisata seperti transportasi atau akomodasi. Pengeluaran Pemerintah untuk Pariwisata Pengeluaran pemerintah untuk mendukung sektor pariwisata yang dapat mencakup belanja nasional dan lokal. Kegiatan ini meliputi promosi pariwisata, layanan pengunjung, administrasi dll. Efek Rantai Pasokan Ini mewakili pembelian barang dan jasa domestik, sebagai input untuk produksi output akhir mereka oleh bisnis dalam sektor pariwisata. Induced Mewakili kontribusi pariwisata yang lebih luas melalui pengeluaran-pengeluaran yang secara langsung atau tidak langsung dipekerjakan oleh sektor pariwisata, seperti pengeluaran atau belanja karyawan restoran, karyawan hotel, dll. Selanjutnya WTTC 2012 mengungkapkan mengenai komponen-komponen yang terkait dengan dampak kegiatan pariwisata baik secara langsung, tidak langsung maupun induced dalam tabel berikut Komponen Kontribusi dari Kegiatan Pariwisata Kontribusi Langsung Industri Jasa Akomodasi Jasa Makan dan Minum Ritel Jasa Transportasi Jasa Daya Tarik Wisata budaya, olahraga, rekreasional Komoditi Akomodasi Transportasi Hiburan Daya tarik/Atraksi Sumber Belanja Belanja Penduduk Lokal Belanja Bisnis Perjalanan Domestik Pengunjung Belanja Individual Pegawai Negeri dan Transportasi Kontribusi Tidak Langsung Belanja Investasi Bisnis Pariwisata Belanja Kolektif Pemerintah dalam pariwisata Dampak Pembelian dari Pemasok Kontribusi Induced belanja dari pekerja langsung maupun tidak langsung Makan dan Minum Rekreasi Busana Perumahan Barang Rumah Tangga Dampak Pariwisata terhadap Sosial Budaya Cohen 1984 mengungkapkan dampak kegiatan pariwisata terhadap kehidupan sosial budaya masyarakat berikut ini Dampak terhadap keterkaitan dan keterlibatan antara masyarakat setempat dengan masyarakat yang lebih luas, termasuk tingkat otonomi atau ketergantungannya Interaksi masyarakat setempat dengan pengunjung yang datang, khususnya dari sisi perubahan moral/tata nilai, seperti dengan datangnya orang yang mempunyai perilaku berbeda dapat menyebabkan percampuran tata nilai di destinasi pariwisata. Dampak pariwisata pada tata nilai di destinasi pariwisata biasanya lebih besar disebabkan karena pengaruh pengunjung yang diduga karena sifat pengunjung yang “terlalu bebas” dalam berperilaku di destinasi pariwisata. Pergeseran tata nilai ini dapat terjadi menjadi beberapa bentuk, seperti efek peniruan, marginalisasi dan komodifikasi budaya. Dampak terhadap hubungan interpersonal antara anggota masyarakat Berkembangnya kepariwisataan di suatu tempat akan menciptakan banyak lapangan pekerjaan, bahkan di bidang yang sama, memungkinkan akan menimbulkan kompetisi diantara anggota masyarakat. Pariwisata juga berdampak pada perubahan perilaku, struktur sosial serta perubahan gaya hidup. Dampak terhadap dasar-dasar organisasi/kelembagaan sosial Kemajuan pariwisata diikuti dengan munculnya organisasi-organisasi atau kelembagaan sosial untuk mengorganisir kegiatan pariwisata yang ada. Organisasi atau kelembagaan tersebut bisa dari berbagai sektor atau bidang seperti Pemasaran, Perhubungan, Akomodasi, Daya Tarik atau Atraksi Wisata, Tour Operator, Pendukung, dll. Dampak terhadap migrasi dari dan ke daerah pariwisata Meningkatnya aktivitas pariwisata di suatu destinasi memerlukan tenaga kerja untuk menjalankan bisnis pariwisata dan memberikan pelayanan yang diperlukan pengunjung. Sebagian dari mereka bisa berasal dari penduduk lokal atau tenaga kerja dari daerah lain. Hal ini tidak hanya meningkatnya jumlah populasi atau kepadatan penduduk di destinasi. Tetapi lambat-laun akan menimbulkan masalah sosial yang beragam, mulai dari yang ringan seperti meningkatnya stress, kemacetan, dan lain-lain, sampai ke masalah kejahatan seperti perampokan dan tindakan kriminal lainnya. Dampak terhadap ritme kehidupan sosial masyarakat Disamping dampak pariwisata terhadap tata nilai dan bagaimana masyarakat berpikir, pariwisata juga menyebabkan masalah untuk masyarakat lokal yang mempengaruhi bagaimana masyarakat bertindak dalam kehidupan sehari-harinya seperti kepadatan manusia pada suatu waktu tertentu, kemacetan lalu-lintas, penggunaan infrastruktur berlebihan, kehilangan kegunaan dan manfaat tanah bagi kehidupan sosial, kehilangan usaha lain, polusi disain arsitektur, kejahatan terhadap wisatawan atau oleh wisatawan, dan lain-lain. Dampak terhadap pola pembagian kerja Beberapa daerah yang umumnya memiliki sumber mata pencaharian sebagian besar berasal dari sector pertanian segera mengalami tantangan, yaitu dengan terjadinya pergeseran mata pencaharian dari sektor pertanian ke sektor pariwisata. Beberapa jenis pekerjaan yang tidak memerlukan keahlian khusus di sektor pariwisata, seperti tukang kebun, cleaning service, housekeeping dan sejenisnya dapat menarik minat para pekerja di sektor pertanian untuk beralih ke sektor pariwisata tersebut. Dampak terhadap stratifikasi dan mobilitas sosial Kegiatan pariwisata di suatu destinasi dapat mengakibatkan diferensiasi struktur sosial, modernisasi keluarga, dan dapat memperluas wawasan dan cara pandang masyarakat terhadap dunia luar. Dampak terhadap meningkatnya penyimpangan-penyimpangan sosial munculnya sikap mental yang berorientasi konsumtif menimbulkan tingkah laku yang bertentangan dengan norma-norma yang ada patologi sosial seperti prostitusi, penggunaan dan perdagangan obat terlarang, ketergantungan alkohol, kejahatan, dan perilaku menyimpang lainnya. Dampak terhadap bidang kesenian dan adat istiadat Interaksi yang terjadi antara penduduk lokal dengan pengunjung dapat merubah nilai-nilai kesenian dan adat istiadat seperti semakin suburnya kesenian tradisional seperti tari, seni lukis, putang dan lain sebagainya. Tidak hanya kesenian, tetapi juga dapat mendorong munculnya grup atau kelompok masyarakat yang berkonsentrasi dalam mengembangkan kebudayaan tradisionalnya. Dampak Pariwisata Terhadap Lingkungan Alam Menurut United Nations Environment Programme UNEP, terdapat tiga dampak utama dari kegiatan pariwisata terhadap lingkungan yaitu menipisnya sumberdaya alam, polusi dan dampak fisik pariwisata. Menipisnya sumber daya alam Kegiatan pariwisata sangat membutuhkan sumberdaya alam yang mungkin sudah sangat langka seperti penggunaan sumberdaya air, hutan, energi, makanan, material, dan sumber daya lainnya. Contohnya penggunaan air yang berlebihan oleh bisnis pariwisata seperti untuk penggunaan pengunjung, kolam renang, pemeliharaan kebun dll. Di daerah kering, penggunaan air sangat memprihatinkan terutama karena pengunjung cenderung mengonsumsi dua kali lebih banyak air pada hari libur seperti yang mereka lakukan di rumah 440 liter terhadap 220 liter, sementara jumlah air yang digunakan untuk lapangan golf dalam setahun setara dengan penggunaannya oleh penduduk desa UNEP, 2014. Contoh lain, tekanan pada sumber daya seperti energi, makanan, dan bahan mentah dapat meningkat karena kegiatan pariwisata. Penggunaan yang meningkat dapat mempengaruhi dampaknya pada populasi lokal, terutama di musim puncak ketika permintaan untuk sumber daya lebih tinggi. Pariwisata juga dapat berdampak negatif terhadap keanekaragaman hayati UNEP, 2011. Polusi Pariwisata dapat berkontribusi pada polusi dengan cara yang sama seperti banyak sektor ekonomi lainnya yaitu melalui polusi udara, limbah padat, dan limbah cair. Berikut beberapa dampak polusi dari kegiatan pariwisata menurut Lemma 2014 Polusi Udara & Kebisingan Meningkatnya jumlah pengunjung menjadikan sektor ini menjadi sumber emisi yang semakin penting. UNWTO 2008 telah melakukan analisis dampak pariwisata terhadap emisi karbon berdasarkan data tahun 2005, sektor pariwisata secara global menyumbang hampir 5% dari total emisi karbon. Sampah & Limbah Padat Pengelolaan limbah merupakan tantangan yang semakin meningkat dalam sektor pariwisata, misalnya, wisatawan Eropa dapat membuat hingga 1 kg limbah padat per hari, sementara wisatawan dari AS dapat membuat hingga 2 kg limbah padat per hari UNEP, 2011. Kapal pesiar yang beroperasi di Karibia diperkirakan menghasilkan sekitar ton limbah padat per tahun Sunlu, 2003 yang dapat meningkatkan dan merusak perairan pesisir dan kehidupan laut di dalamnya. Pembuangan Limbah Pengelolaan air limbah juga menjadi isu penting dalam sektor ini terutama di mana hotel membuang air limbah yang tidak diolah langsung ke laut UNEP, 2011 atau ke badan air lainnya. Polusi estetika Polusi estetika terjadi ketika kegiatan pariwisata gagal mengintegrasikan bangunan dan infrastruktur menjadi fitur alami dan fitur arsitektur lokal yang ada, oleh sebab itu fitur yang dikembangkan oleh kegiatan pariwisata mungkin tidak dianggap kompatibel dengan lingkungan alam dan arsitektur budaya yang ada. Dampak fisik pariwisata Dampak yang terjadi dari aktivitas pengunjung dan bisnis pariwisata terhadap lingkungan fisik. Pembangunan infrastruktur pariwisata termasuk fasilitas seperti hotel, restoran dan fasilitas rekreasi dapat menyebabkan degradasi lahan yaitu erosi tanah dan hilangnya habitat keanekaragaman hayati dan satwa liar. Pengembangan dalam taman nasional Yosemite di SUA telah menyebabkan dampak negatif pada satwa liar setempat dan peningkatan polusi udara dan kebisingan. Pariwisata juga dapat menyebabkan peningkatan deforestasi, sementara pengembangan di daerah laut dapat menyebabkan perubahan garis pantai dan arus, yang secara negatif mempengaruhi flora dan fauna lokal UNEP, 2014. Kegiatan pariwisata juga dapat menyebabkan dampak negatif pada lingkungan. Contoh kegiatan tersebut seperti kerusakan yang diakibatkan dari injakan pendaki pada jalur pendakian di mana pendaki menyebabkan kerusakan pada vegetasi dan tanah yang pada gilirannya dapat menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati. Dampak lain seperti dari kegiatan kelautan penangkaran kapal, olahraga memancing dan scuba diving dapat merusak integritas lingkungan di kawasan pariwisata Sunlu, 2003. Interaksi dengan satwa liar setempat juga dapat meningkatkan stres terhadap satwa liar setempat serta degradasi lahan yaitu dengan menggunakan truk safari untuk melacak satwa liar UNEP, 2014. Referensi Cohen, Erik. 1984. The Sociology of Tourism Approaches, Issues and Findings. Annual Review of Sociology. Jerusalem Department of Sociology Hebrew University of Jerusalem Hidayah, Nurdin. 2021. Pemasaran Destinasi Pariwisata berkelanjutan di Era Digital Targeting, Positioning, Branding, Selling, Marketing Mix, Internet Marketing. Jakarta Kreasi Cendekia Pustaka Lemma, 2014. Tourism Impacts Evidence of Impacts on employment, gender, income. EPS-PEAKS, Overseas Development Institute Steck, B. 2010. Tourism More Value for Zanzibar SNV, Februari 2010 UNEP. 2011. Tourism Investing in Energy and Resource Efficiency, Part of the 2011 UNEP Green Economy Report. UNEP 2011 UNEP. 2014. Tourism’s Three Main Impact Areas dalam UNWTO. 2008. Climate Change & Tourism Responding to Global Challenges. UNWTO 2008 WTTC. 2012. Methodology for Producing the 2012 WTTC Oxford Economics Travel & Tourism Economic Impact Research. WTTC 2012
JAKARTA - Sektor pariwisata menjadi salah satu program prioritas pemerintahan Presiden Joko Widodo. Pada 2019, pemerintah menargetkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara wisman mencapai 20 juta dari tahun lalu yang sebesar 10,41 juta. Dosen Program Magister Manajemen Universitas Bunda Mulia UBM Ratlan Pardede mengatakan, target 20 juta wisman merupakan target yang realistis dan bisa dicapai. Asalkan, pemerintah dapat terus meningkatkan keunggulan dan memperbaiki kelemahan daya saing sektor pariwisata Indonesia. Ratlan mengatakan, ada beberapa hal yang paling bisa diunggulkan Indonesia. Pertama adalah mengenai daya saing harga. Berdasarkan laporan dari Travel and Tourism Competitiveness Index oleh World Economic Forum WEF 2015, Ratlan mengatakan Indonesia menempati peringkat ketiga dalam hal daya saing harga. "Biaya pariwisata di Indonesia jauh lebih murah dari Singapura atau pun Thailand. Kalau bisa dipertahankan, ini akan menjadi daya tarik tersendiri," kata Ratlan, Senin 11/4. Selain daya saing harga, faktor lain yang bisa diunggulkan Indonesia tentunya adalah sumber daya alam yang menempati peringkat 19. Di Asean, Indonesia hanya kalah dari Thailand yang bertengger di peringkat 16. "Faktor sumber daya alam kita peringkatnya tinggi. Namun, karena tidak dimaksimalkan, peringkat pariwisata kita secara keseluruhan di Asean, masih kalah dari Singapura, Malaysia, dan Thailand," ucap Ratlan. Ratlan mengungkapkan, salah satu faktor terburuk dalam sektor pariwisata Indonesia adalah mengenai kebersihan dan kesehatan. Indonesia menempati peringkat 109 dari 141 negara yang disurvei oleh WEF. Dia mengatakan, buruknya faktor kebersihan dan kesehatan ini bisa dijumpai di berbagai destinasi wisata di Tanah Air. Masalahnya bahkan sebenarnya sepele. Yakni tidak memadainya fasilitas seperti toilet. "Kalau kita ke Bunaken atau Danau Toba, toilet disana tidak bagus," ujarnya. Selain masalah kebersihan dan kesehatan, kelemahan daya saing pariwisata Indonesia adalah faktor infrastruktur. Ratlan menyebut keterbatasan infrastruktur memang masalah utama Indonesia yang juga menjadi penghambat pada sektor-sektor lainnya. "Semoga pemerintah terus berkomitmen memperbaiki infrastruktur di sektor pariwisata dan juga lainnya," ujarnya.
apa yang didapat pengunjung dari bidang pariwisata